https://studentjournal.iaincurup.ac.id/index.php/alhuda/issue/feedAL-HUDA: Journal of Qur'anic Studies2023-01-18T08:14:06+00:00Open Journal Systemshttps://studentjournal.iaincurup.ac.id/index.php/alhuda/article/view/786Pembacaan Da’i di Desa Suro Bali Terhadap QS. An-Nahl Ayat 125 dan Penerapannya Dalam Berdakwah2023-01-14T23:11:23+00:00Aldio Bratasenaaldiobratasena90@gmail.comHasep Saputrahasepsaputra@iaincurup.ac.idNurma Yunitanurmayunita@iaincurup.ac.id<p>Manusia mempunyai akal yang diberikan Allah SWT untuk berfikir dalam menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya, maksudnya adalah dalam melakukan segala bentuk ibadah itu diperlukan ilmu, supaya apa yang kita jalankan ataupun yang kita lakukan memiliki rasa dan membekas dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu yang bukan hanya mengenal dari segi pengertian saja, akan tetapi ilmu yang membahas keseluruhannya, sehingga terciptanya masyarakat yang rukun dan terhindar dari perdebatan yang sia-sia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pemahaman Da’i mengenai Islam dan dakwah serta bagaimana penerapan dakwah yang dilakukan oleh Da’i yang ada di Desa Suro Bali berdasarkan Alquran surat An-Nahl ayat 125. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis langsung dilapangan, dengan pengumpulan data yang meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada analisis data, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode etnografi yaitu sudut pandang dari penduduk asli. Hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa : pertama, pembacaan Da’i di Desa Suro Bali terhadap QS. An-Nahl ayat 125 ditemukan bahwa Da’i cukup memahami metode dakwah yang terdapat dalam ayat tersebut. Kedua, dalam penerapan metode didapati hanya sebagian Da’i yang berlandaskan QS. An-Nahl ayat 125 dalam berdakwah dan pada umunya Da’i berdakwah dengan metode diskusi (<em>jadilhum billati hiya ahsan</em>).</p>2022-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Aldio Bratasena, Hasep Saputra, Nurma Yunitahttps://studentjournal.iaincurup.ac.id/index.php/alhuda/article/view/787Pesan Moral Al-Qur’an Tentang Pembentukan Akhlaq al-Karimah 2023-01-14T23:22:08+00:00Fajrul Hafidz Abimijoyofajrulhafidz54@gmail.comBusra Febriyarnibundabusra@gmail.comHasep Saputrahasepsaputra@iaincurup.ac.id<p>Fokus penelitian yaitu penafsiran surat Al-Araf’ ayat 179, Al-Ahzab ayat 21 dan Al-Baqarah ayat 26 yang berkaitan dengan konsep moral dalam Alquran, kemudian dari ayat-ayat yang dikumpulkan bisa diketahui apakah makna tersirat di dalamnya. Tujuan penelitian secara maudhu’i ini untuk menjelaskan apa pengertian moral dan konsep di dalam Alquran dan bagaimana penafsiran para mufassir terhadap ayat-ayat yang mengenai moral/ahlak di era modern yang semakin merosot. Penelitian ini termasuk dalam penelitian pustaka dan menggunakan metode <em>maudhu’i</em>. Konsep moral dalam membentuk ahlakul karimah dalam surat Al-Araf’ ayat 179 yaitu: a. neraka jahannam disediakan bagi jin dan manusia, pendidikan tauhid atau akidah. b. Orang yang mempunyai akal/otak Orang yang mempunyai mata. c. Diumpakan seperti bintang bahkan lebih buruk lagi Manusia yang menggunakan anugerah yang diberikan oleh Allah berupa otak, mata dan telinga dengan sebaik-baik adalah manusia yang mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Dalam surat Al-Ahzab ayat 21 Sosok Rasulullah SAW barometer kehidupan dan suri tauladan bagi manusia. Empat sifat beliau yang dapat di contoh untuk era modernisasi saat ini. 1. <em>Shidiq</em> 2. <em>Amanah</em> 3. <em>Fhatanah</em> 4. <em>Tabligh</em>. Konsep moral dalam surat Al-Baqarah ayat 26 berbicara perihal ketaatan kepada Allah yang mana Allah akan menyesatkan orang-orang yang tidak mau beriman dan bertaqwa kepadanya, Allah membuat perumaan seperti nyamuk agar manusia sadar dan belajar bahwa hewan kecilpun taat dan patuh kepadanya sedangkan manusia yang memiliki akal, hati dan pikiran enggan dan menolak untuk beriaman dan bertaqwa kepada Allah, maka mereka ialah orang-orang yang <em>fasiq</em></p>2022-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Fajrul Hafidz Abimijoyo, Busra Febriyarni, Hasep Saputrahttps://studentjournal.iaincurup.ac.id/index.php/alhuda/article/view/788Telaah Makna Tijarah dalam Al-Qur’an2023-01-16T02:46:26+00:00Kusmilakusmilamila41@gmail.comBusra Febriyarnibundabusra@gmail.comHasep Saputrahasepsaputra@iaincurup.ac.id<p>Artikel ini bertujuan mengungkap penafsiran terhadap ayat al-Qur’an mengenai <em>tijarah</em> dan bagaimana penerapannya dalam perdagangan. Metode <em>maudhu’i</em> digunakan untuk menganalisis data dalam menafsirkan ayat-ayat dimaksud. Penelitian ini menemukan, 1) <em>Tijarah</em> secara umum berarti perdagangan, yakni transaksi jual-beli antara dua orang atau lebih terdahap sebuah komoditi. Dalam melakukan perdagangan ini, etika yang harus diterapkan bahwa ia tetap dalam aturan Allah SWT dan mengedapkan ibadah. Sehingga, ketiak adzan berkuimandang, hendaknya perdagangan dihentikan sementara dan bergegas melaksanakan shalat, 2) <em>tijarah</em> pada surah An-Nisa ayat 29 dimaknai sebagai amal saleh. Al-Qur’an seringkali menggunakan kata itu dengan makna tersebut. Karena motivasi beramal saleh oleh banyak orang adalah untuk memperoleh ganjaran persis seperti perniagaan yang digunakan seseorang untuk memperoleh keuntungan, 3) penerapan <em>tijarah</em> terbagi empat; pertama, <em>tijarah</em> dalam konteks <em>muamalah</em>, kedua, menjauhi perbuatan batil dan bersikap saling <em>ridha</em> dalam berbisnis, ketiga, <em>tijarah</em> dalam konteks beragama (muslim), keempat, <em>tijarah</em> konteks bisnis dan spiritual</p>2022-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Kusmila, Busra Febriyarni, Hasep Saputrahttps://studentjournal.iaincurup.ac.id/index.php/alhuda/article/view/789Keistimewaan Kurma Dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik) 2023-01-18T07:22:41+00:00Wulan Septianingsihwulanseptianingsih11@gmail.comBusra Febriyarnibundabusra@gmail.comHasep Saputrahasepsaputra@iaincurup.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ayat-ayat Alquran yang berbicara masalah kurma dari segi penafsiran dan keistimewaannya. Dewasa ini masyarakat kembali mengkonsumsi makanan yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw yang terdapat pada Alquran. Yang paling banyak disebutkan dalam Alquran adalah kurma. Karena kurma mempunyai banyak khasiat yang bermanfaat bagi tubuh. Oleh sebab itu peneliti meneliti tentang bagaimana keistimewaan kurma didalam Alquran secara tematik. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) secara tematik, dengan menjadikan berbagai kitab tafsir dari para mufassir sebagai data primer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tematik atau <em>maudhu’i</em>, dalam penelitian ini mengumpulkan ayat-ayat yang membahas tentang kurma dalam Alquran, kemudian menghimpun berbagai pendapat dari para mufassir tentang ayat-ayat kurma dan menganalisis keistimewaan kurma dalam ayat-ayat tersebut.Hasil penelitian menunjukkan beberapa kesimpulan yaitu: Pertama, kurma adalah buah yang sangat istimewa sehingga disebutkan dalam Alquran kata kurma secara keseluruhan sebanyak 20 kali pada 16 surah. Kedua, kurma adalah buah dari pohon yang memiliki banyak keistimewaan. Sejarah dan waktu membuktikan bahwa kurma yang tercantum pada ayat-ayat didalam Alquran mempunyai keistimewaan tertentu antara lain, meredakan rasa sakit usai melahirkan (QS. Maryam ayat 25), pohon yang sangat berharga (QS. Asy-Syu‟ara ayat 148), memiliki banyak manfaat, baik dari pohonnya, bijinya serta buahnya (QS. Abasa ayat 29 dan QS. Ar-Rahman), dan tanda kebesaran Allah (Al-An‟am ayat 141)</p>2022-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Wulan Septianingsih, Busra Febriyarni, Hasep Saputrahttps://studentjournal.iaincurup.ac.id/index.php/alhuda/article/view/790Cara Meraih Cinta Allah Perspektif Alquran (Studi Tematik Konseptual) 2023-01-18T08:14:06+00:00Suseno Hadisusenoh67@gmail.comHasep Saputrahasepsaputra@iaincurup.ac.idNurma Yunitanurmayunita@iaincurup.ac.id<p>Setiap orang mempunyai rasa cinta dan kasih sayang sesama makhluk ciptaan-Nya. Dalam penelitian ini, penulis mencoba memaparkan ayat-ayat al-Qur’an yang membahas tentang cara untuk mendapatkan cinta Allah subhanahu wa ta’ala, terkadang cara yang dilakukan belum dan bahkan tidak sesuai dengan ajaran Allah subhanahu wa ta’ala. Untuk menghindari hal tersebut, maka penulis akan memaparkan cara apa saja yang harus dilakukan untuk mendapatkan cinta Allah subhanahu wa ta’ala dan penelitian ini mengkaji cara apa saja yang diberikan oleh alquran untuk meraih cinta Allah subhanahu wa ta’ala. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (<em>library riset</em>) serta menggunakan kitab tafsir yang menjelaskan mengenai penelitian serta buku yang berkaitan dengan penelitian. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode tafsir tematik. Dari hasil penelitian ditemukan beberapa cara yang harus dilakukan untuk meraih cinta Allah subhanahu wa ta’ala, yang dapat memberikan solusi bagi siapa yang ingin meraih cinta-Nya. Adapun cara yang diberikan alquran yaitu; Pertama, mengerjakan hal Yang Allah subhanahu wa ta’ala sukai, memiliki keimanan, mengerjakan perbuatan yang positif, senang membantu orang, pemaaf, dapat memenuhi janji, rajin membersihkan diri, sabar, bertawakal. Kedua, meninggalkan perbuatan yang Allah subhanahu wa ta’ala tidak sukai yaitu, berbuat kerusakan diatas bumi, bersikap kasar, berkhianat, ingkar atas sumpah dan janji, selalu menghitung kebaikan, sombong, membanggakan diri, sikap berlebihan dalam melakukan sesuatu, berkata buruk kecuali mereka yang teraniaya, tidak mau menerima kebenaran, tidak mengakui keesaan Allah subhanahu wa ta’ala</p>2022-12-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Suseno Hadi, Hasep Saputra, Nurma Yunita