PROFESIONALITAS GURU PAI DALAM MENUMBUH KEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK DI ERA MERDEKA BELAJAR DI SD NEGERI 07 LEBONG
Keywords:
Profesionalitas, Kecerdasan Spiritual, Merdeka BelajarAbstract
Profesionalitas merupakan keseluruhan reaksi psikologis dan sosial seorang anak didik dalam mengembangkan kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar, serta komitmen para anggota profesi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Selama ini, terdapat anggapan keliru tentang kualitas peserta didik, dimana lembaga pendidikan sering mengukur prestasi hanya berdasarkan perolehan nilai ujian yang bersifat matematis, sementara kematangan kepribadian yang tercermin dari nilai etika sering diabaikan. Fenomena serupa juga terjadi di keluarga dan masyarakat, di mana peringkat kelulusan sering dianggap sebagai ukuran kualitas anak, yang lebih banyak didominasi oleh kemampuan intelektual. Padahal, kecerdasan yang diukur dari rapor (seperti IQ dan IP) hanya mencakup kemampuan bahasa dan matematika, sementara kreativitas, kapasitas emosi, nuansa spiritual, dan hubungan sosial tidak tercakup dalam pengukuran tersebut. Artikel ini merupakan hasil penelaahan literatur yang mendalami konsep kecerdasan spiritual dan pentingnya pengembangannya di tingkat pendidikan dasar. Berdasarkan studi pustaka, ditemukan bahwa kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya indikator kesuksesan, melainkan kecerdasan spiritual memiliki peran yang lebih besar. Kecerdasan spiritual merupakan inti dari kesadaran diri yang memungkinkan seseorang untuk memahami siapa dirinya dan memberi makna terhadap kehidupan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal, khususnya sekolah dasar, perlu meningkatkan kecerdasan spiritual peserta didik. Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak sekolah dasar antara lain: (1) guru menjadi teladan bagi peserta didik; (2) membantu peserta didik merumuskan misi hidup mereka; (3) membaca Al-Qur’an bersama dan menjelaskan maknanya dalam kehidupan nyata; (4) menceritakan kisah-kisah agung dari tokoh-tokoh spiritual; (5) mengajak peserta didik berdiskusi dengan perspektif ruhaniah; (6) mengajak peserta didik mengunjungi tempat-tempat orang yang menderita; (7) melibatkan peserta didik dalam kegiatan keagamaan; (8) membacakan puisi atau lagu-lagu spiritual dan inspirasional; (9) mengajak peserta didik menikmati keindahan alam; dan (10) melibatkan peserta didik dalam kegiatan sosial. Dalam konteks Merdeka Belajar, guru dan murid diberi kebebasan untuk berinovasi, belajar secara mandiri, dan kreatif, yang diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik.
References
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2014.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.
Sukardi, Penelitian Kualitatif ( Naturalistik Dalam Pendidikan). Yogyakarta: Usaha Keluarga, 2006
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 yolanovralidwidentiti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.