Kesulitan Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi

Authors

  • Rodi Iskandar SMP N 01 Lebong

Keywords:

Digital-Age Literacy, Multiliterasi, Kemampuan Literasi

Abstract

Literasi pada abad ke-21 tidak bisa lagi didefinisikan sebatas kemampuan membaca dan menulis. Akibat perkembangan yang sangat pesat di bidang informasi, maka literasi dimaknai dalam beberapa sudut pandang, mulai dari sudut pandang literasi dasar (basic literacy), literasi sains (science literacy), literasi ekonomi (economic literacy), literasi teknologi (technologi literacy), literasi visual (visual literacy), literasi informasi (information literacy), literasi multikultural (multicultural literacy) sampai pada sudut pandang kesadaran global (global awareness). Inilah yang dinamakan digital-age literacy (literasi masa berbasis digital) atau sering disebut dengan multiliterasi. Dengan semakin luasnya garapan dari pada pembahasan literasi, semakin intens pula pengajaran literasi di sekolah, khususnya di sekolah menengah pertama, sebagai upaya melahirkan generasi literat yang dapat membangun bangsa kelak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode keperpustakaan. Hasil Penelitian adalah Mendambakan generasi literat bukanlah hal yang mudah. Oleh karenanya, peran dan tanggung jawab dari setiap elemen; pemerintah, sekolah, guru, orangtua, dan masyarakat sangatlah penting.

References

Gipayana, M. (2004). Pengajaran Literasi dan Penilaian portofolio dalam Konteks Pembelajaran Menulis di SD. Ilmu Pendidikan.

Group, M. (2003). Literacy in the Digital Age NCREL and Metiri Group: Illinois and California. Engauge 21st Century Skills.

Mirzaqon. (2018). studi keperpustakaan mengeai landasan teori dan praktik konseling expressive writing library. jurnal BK UNESA.

Musthafa, B. (2014). Literasi Dini dan Literasi Remaja: Teori, Konsep, dan Praktik.

Downloads

Published

2022-12-23

Issue

Section

Articles